Belajar Mengukir Senyum di Bibir Mereka

"Menghadirkan rasa bahagia bagi orang lain hanya perlu sebuah ketulusan hati, sebuah sapaan yang hangat, dan sebuah tindakan yang nyata."

Kakiku menapaki tujuannya. Mungkin inilah saatnya memulai ekspedisi. Waktu membawaku berlabuh pada sebuah kesempatan untuk belajar. Semua ini berkat Rizal, Ichsan, Faiz, dan Gandhi (Partner dari Fakultas Teknik Industri dan Teknik Elektro UGM). Aku dan mereka saling bertukar banyak hal. Bertukar cerita dan berdiskusi tentang apapun. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa menghargai waktu. Ditengah kesibukan, mereka tetap meluangkan waktu untuk sekadar peduli dengan lingkungan. Banyak orang terjebak dalam stigma, "mahasiswa dengan background eksakta cenderung kaku dan kurang peka." Bersama mereka aku sama sekali tak merasakan itu. Aku bahkan mengangkat topi untuk rasa kepedulian dan semangat pengabdian yang mereka miliki. Lagi-lagi aku merasa beruntung karena kini aku ada ditengah mereka dan dapat berdinamika bersama. Sungguh Tuhan begitu baik.

Kami disatukan oleh mimpi yang sama. Mimpi untuk dapat memberi warna dan manfaat bagi khalayak. Mimpi itu pula yang mengantarkan kami menyusuri sebuah Dusun di Imogiri. Disana kami disuguhi hamparan karya Tuhan nan memukau mata kami. Dusun tersebut menyimpan potensi alam yang masih asri, namun sayang masyarakat pribumi belum dapat melakukan pengelolaan secara optimal. Kami sempat bercakap dengan kepala dusun tentang berbagai hal. Dengan mendengar keluh kesah beliau, kami berusaha memahami. Sejak itu aku dekat dengan jurnal pariwisata dan buku pengantar pengelolaan destinasi pariwisata dari salah satu rekan di FIB UGM. Pun, mungkin kami tak dapat mewujudkan segala impian masyarakat dusun. Kami hanya melakukan apa yang bisa kami lakukan. Semoga kedepan kami diberi kesempatan untuk dapat senantiasa memberikan sumbangsih. Hingga saat ini, aku telah banyak belajar tentang ketulusan dan makna kepedulian. Terimakasih untuk proses panjang yang penuh nilai ini. Tak akan ada yang sia-sia selama kita menjaninya dengan penuh suka cita. Salam, pengabdian tanpa pamrih.