Jadi, Inikah Lombok dan Enam Puluh Hari Pengabdian?

 


"Saat alam memberiku izin untuk berkelana, ternyata Lombok menjawabnya dengan segenggam cerita dan makna hidup yang membuatku semakin dewasa."
Pict 01. Padang Spinefex Lombok Island

      Pulau Lombok? Mungkin pulau itu tidak asing lagi di telinga kita.  Konon, di sanalah destinasi wisata favorit yang menjadi andalan negeri ini. Ya, Lombok memang digadang-gadang sebagai surga dari timur Indonesia. Tapi jangan pernah datang ke Lombok! Bisa saja kita enggan untuk pulang. Ya, aku telah menjejakkan kaki di Lombok dan jatuh hati dengan pesonanya.

       Satu hal, mengunjungi Lombok adalah hal yang tidak akan kita sesali. Mengapa? Percayalah, bentang alam Lombok akan mampu membuat kita tetap tinggal dan membungkam segala perasaan jenuh. Soal masyarakatnya, jangan terburu punya anggapan bahwa orang timur itu keras. Emm ya, ketahuilah itu hanya streotipe belaka. Nyatanya sebagian besar masyarakat Lombok justru menyambut pendatang dengan tangan terbuka. Aku tahu, aku termasuk seseorang yang  sangat beruntung karena dapat berdiam di Lombok selama beberapa saat. Bersama 24 teman dari UGM lainnya, kami mencoba mengemban sebuah misi pengabdian. KKN-PPM UGM 2015 mengantarkanku untuk mengetuk keramahan masyarakat Lombok. Such as a big chance to learn about society!

  Mungkin KKN adalah sebuah program telah diimplementasikan oleh beberapa universitas. KKN itu biasa saja? Tentu tidak. Coba pahami, bagiku KKN tidak sebatas terjun kemasyarakat dan menyoal kontribusi semata. KKN membuka mataku bahwa dunia itu luas, seolah tak bertepi.Sadar atau tidak, banyak pembelajaran yang tidak akan didapatkan di bangku kuliah. Dan ya, kadang mahasiswa begitu idealis, di ranah masyarakat mahasiswa akan ditantang pula untuk berfikir realistis. 


        Memori enam puluh hari di tanah Lombok masih tersimpan rapi dalam benakku. Mulai dari mengaduk kotoran sapi basah, membuat VCO (Virgin Coconut Oil), nyerokin lumpur di sekitar air terjun, setiap hari jalan menyusuri bedengan sawah (pakai senter kalau malem), belajar milahin biji padi, membersihkan sampah dikali, bercengkrama dengan dedek-dedek gemes di PAUD, hingga belajar menyuntik vaksin kuda. Kotor dan lelah? Pasti. Well guys, I bet itu pengalaman yang nggak akan ada duanya.Nah, coba intip #ClipStory ini, senangnya bisa berbagi tentang arti sebuah pengabdian dan makna kehidupan.


#ClipStory 1 : The Team!

Pict 02. Departure from Jogja

Pict 03. Sub unit 3

Pict 04. Birth daaay bash!



        Ini dia 25 mahasiswa yang berasal dari berbagai fakultas di UGM. Sebut saja kami tim NTB03. Tim KKN anti baper (bawa perasaaan) dan dinamikanya soft banget. Jarang berkonflik dan entah kenapa selalu bisa punya feel yang sama. Kapan lagi anak psikologi bisa belajar nyuntik kuda dan ngaduk kompos? Unforgetable! Pasukan satu kompi ini siap menghentak Masbagik dengan berbagai program.


#ClipStory 2 : Warm Greating to New Family

Pict05. Pak Alex and fams

    Kenalkan, ini bapak Alex. Seseorang yang begitu baik memberi kami tumpangan selama di Lombok. Beliau juga sosok yang menerima kami dengan baik. Kenalkan juga ibu Hapizah, Rina (putri sulung), Tsani (putri kedua), dan Adhien (putra bungsu). Dengan ibu, aku belajar pekerjaan dapur yang notabene jarang aku lakukan di Jogja. Bahagianya! Tak hanya itu, suatu hal positif yang  bisa aku lakukan adalah belajar nyuci baju sendiri tanpa laundry dan nyuci gelas serta peralatan dapur. Nah kan, KKN membuatku hidup mandiri.

#ClipStory3 : Masbagik, saksi kiprah pengabdian kami

Pict06. Vaksinasi kuda

Pict07. Jerami untuk kompos


Pict08. Program edukasi

Pict09. Keceriaan PAUD Ash-Shamadi

   Masbagik, Lombok Timur adalah ladang kerja timku. Salah satu hal yang tidak dapat terlupa adalah naik pick up pukul 00.00 dini hari dari Lombok Barat hingga Lombok Timur (jarak tempuh 2 jam). Bibir pucat kedinginan dan rasanya nyaris mati rasa. Banyak program yang kami galakkan di sana: pertanian, ekonomi kreatif, dan pariwata. Berbicara tentang pariwisata, Masbagik memiliki air terjun Pancor Kopong dan banyak kuliner lesehan dengan menu ikan bakar. Habis joging mandi di air terjun? Makan malam di lesehan? Ya, semuanya begitu menyenangkan! Oh iya, hal yang paling menarik bagiku adalah program pembinaan PAUD Ash-Shamadi. Banyak cerita yang tertoreh di sana. Tawa anak-anak itu, lagu-lagu PAUDnya, kebersamaan saat menge-cat tembok PAUD, jajan bakso goreng dengan Ibu Ocha (guru PAUD).... Ah, semuanya sungguh tak akan sedikitpun terlupa.


#ClipStory4 : Lombok itu surga! Memang!

Pict10. Kuta beach, Lombok

Pict11. Labuhan haji

Pict12. Pantai Cemara

Pict13. Gili kondooo!



    Nah, ini nih daya tarik Lombok yang harus kita tahu. Pantai? Ingat Lombok surganya pantai dan dengan pemandangannya yang luar biasa. Kita bisa snorkeling di Gili Kondo dan menyapa para biota laut. Jangan lupa ada pantai Pink dan Gili Terawangan yang tak kalah menarik. Mau gunung dan bukit? Coba ke Rinjani atau Sembalun. Wisata budaya? Coba ke kampung wisata Sade. Mau kuliner? Silakan makan ikan bakar, pelecing, nasi puyung, dan ayam taliwang yang siap mengkoyak lidah. Lalu, keindahan Lombok mana lagi yang harus didustakan?



        Syukur, Tuhan. Enam puluh hari yang penuh pembelajaran.  Ini tabungan cerita di masa mudaku. Hidup adalah sebuah pencarian, tentang sebuah cerita, hal baru, dan petualangan. Terimakasih pula Lombok, atas sambutan dan kehangatannya. Ini bukan sekedar soal pencarian pengalaman, tapi seberapa kita mau dan mampu bekerja tanpa pamrih ditengah masyarakat. Semoga, ada izin lagi bagiku untuk kembali ke sana. Setidaknya sepengal tulisan ini sedikit mengobati kerinduanku padamu, Lombok.


Komentar